Persis Solo baru saja meresmikan kembalinya mereka ke
Stadion Manahan Solo pada pertandingan Sabtu (15/02/2020) lalu dengan
menghadapi Persib Bandung. Jersey pre season 2020nya yang dibesut oleh DJ Sport
cukup apik dengan konsep yang tertata. Eits.. tapi kita ga bahas jersey 2020
dulu ya di artikel ini. Kita selesaikan dulu list jersey 2019 lalu. Hehe..
Persis Solo nyaris melaju ke babak 8 besar liga 2 musim 2019
lalu setelah mengumpulkan poin yang sama dengan peringkat 4 klasemen Wilayah
Timur (Mitra Kukar). Sayangnya, karena aturan urutan peringkat ditentukan oleh
head to head (setelah poin), Persis Solo harus menempati posisi 5 dan
melewatkan lagi kesempatan promosi ke musim berikutnya. Selama musim 2019
Persis tidak berhomebase di Solo, melainkan di Madiun dikarenakan Stadion
Manahan yang masih direnovasi. Photo by: @official.persissolo
Jersey home Persis Solo musim 2019 masih berwarna merah dan
mengkombinasikannya dengan motif batik kawung. Seluruh motif dan warna di
jersey ini merupakan sublimasi, hanya bagian logo klub saja yang bermaterialkan
TPU dan blacktab berupa polyflex. Seluruh jersey yang digunakan di musim 2019
dirilis pada 16 Juni 2019 di Stadion Wilis, Madiun, bersamaan dengan launching
skuad Persis Solo untuk Liga 2.
Persis Solo merilis jerseynya dalam dua versi: replika &
authentic yang masing-masing dibandrol 250ribu dan 375ribu. Untuk authentic
sendiri dikemas dalam boxset hitam berlogo Persis dan bertuliskan julukan klub:
Laskar Sambernyawa.
Dalam boxset jersey ini juga disertakan sertifikat keaslian
yang ditandatangani oleh Bogi Dirgantara, CEO dari apparel Saestu. Terdapat
harapan bagi klub yang akan berusia 96 tahun di 2019 ini untuk memiliki tekad
kuat dan pantang menyerah supaya menang di setiap laga yang dijalani.
Jersey Persis Solo bisa didapatkan di Saestu Apparel dan
Xtreme Radiance yang merupakan partner resmi klub dalam penjualan merchandise.
Gimmick lain yang disertakan dalam paket jersey authentic ini adalah stiker
klub, apparel Saestu, serta Xtreme Radiance. Satu “merchandise” lain adalah
gantungan kunci acrylic berlogo Persis Solo.
Saestu masih menjadi apparel klub untuk tahun 2019 lalu
setelah pada 2018 lalu untuk pertama kalinya muncul ke publik. Logo apparel di
sini berupa sublimasi printing.
Logo klub untuk versi authentic berbahan TPU, bahan yang
lagi “in” di logo-logo klub Liga Indonesia musim 2019. Yang menarik untuk
Ceritajersey adalah latar logonya, yang berupa peta Surakarta. Hal ini untuk
menunjukkan bahwa Persis Solo adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
Surakarta.
Ada tiga logo sponsor yang terpampang di jersey musim ini:
perusahaan milik owner Persis (Sigid Haryo Wibisono): PT. Syahdana Properti
Nusantara (SPN) dan PT Kalimasadha Nusantara dan satu lagi merupakan perusahaan
publik di bidang energi terintegrasi: Medco Energi. Penempelan sponsor yang
sedikit ini sengaja untuk memberikan kesan minimalis pada jersey, jadi hanya
sponsor yang benar-benar mau memberikan dana besar saja yang menjadi partner
Persis Solo. Seluruh logo sponsor di jersey ini juga berupa sublimasi printing.
Warna putih dan garis emas pada bahu jersey ini bukan kain
yang berbeda atau pilihan warna jahitan. Keduanya juga merupakan sublimasi
printing pada jersey
Kerah jersey menggunakan model V-neck dengan variasi. Aksen
emas kembali muncul di bagian ini, dengan tambahan ornamen neck tape
bertuliskan Persis Solo. Slogan “Made With Pride” dipilih oleh Saestu untuk
jersey Persis 2019. Btw soal sizingnya, hati-hati saat membeli. Ceritajersey
menggunakan ukuran 3XL (56 x 76). Ukuran L yang biasanya dipilih Ceritajersey
hanya sebesar 50 x 70. Jadi, kalian paling tidak harus menaikkan 2-3 ukuran ke
atas.
Patch Liga 2 terletak di lengan kanan pada jersey ini.
Motif batik kawung terletak di bagian dada dan sisi kiri
& kanan jersey. Jahitannya tampak masih kurang sempurna, dan kembali lagi, motif
batik di sini hanya berupa sublimasi, bukan kain mesh yang biasanya digunakan
sebagai “ventilasi” jersey. Motif batik kawung ini dipilih untuk melambangkan
Persis Solo yang bersinergi dengan Stadion Manahan. Fyi, tribun Stadion Manahan
Solo juga menggunakan motif batik kawung jika dilihat menggunakan birdview .
Batik Kawung sendiri sudah menjadi salah satu budaya khas Solo dan juga
Indonesia.
Persis Solo yang juga merupakan salah satu klub pendiri PSSI
ini berulangtahun yang ke-96 pada tahun 2019 lalu. Logo perayaan yang berwarna
emas ini disublimasi di bagian belakang, di bawah kerah jersey.
Nameset Persis Solo adalah hal unik lain yang ada pada
jersey ini. Nomor punggungnya diletakkan di atas nama pemain. Sayangnya,
warnanya “ngangkat”. Jadi warna merah jersey seolah-olah tembus ke polyflex
putih yang menjadi NNS jersey.
Material jersey ini adalah kain drifit mtiis, terlihat dari
motif zigzag pada permukaannya. Bahan ini cukup umum digunakan juga di
jersey-jersey Liga Indonesia karena memang mudah menyerap keringat sehingga
cocok digunakan sebagai pakaian olahraga.
Blacktab jersey berupa polyflex dan memiliki semacam nomor
produksi. Jika kita lihat foto di atas, sepertinya jersey ini merupakan hasil
produksi urutan ke-130.
Hangtag jersey terletak di bagian kerah dan memiliki stiker
hologram Persis Solo. Slogan “Bangga Beli Original” dituliskan di bagian atas,
kembali mengajak para suporter untuk selalu membeli produk asli klub.
Sebagai salah satu tim besar di bumi Mataram, jersey ini
cukup dalam makna dan filosofinya walaupun banyak bagiannya yang hanya
merupakan sublimasi. Harapan pada jersey ini juga masih harus ditunda karena
Persis Solo belum mampu untuk promosi ke kasta tertinggi di tahun 2019. Semoga
di 2020 kesempatan ini tiba dan tidak lama lagi kita bisa melihat duel tim para
pendiri PSSI di Liga 1. Tetap semangat, Persis Solo!
0 comments:
Post a Comment