Napi Bongkar - PSBS Biak 2019 Home Jersey

Setelah dari Liga 1, kita beralih ke Liga 2 yang beberapa pertandingan lagi akan mengakhiri putaran grupnya. Salah satu klub yang berpeluang besar melaju ke babak 8 besar adalah PSBS Biak Numfor, yang saat ini (hingga pertandingan ke-15) menempati posisi 4 Grup Wilayah Timur. PSBS satu grup bersama tim-tim kuat seperti Persik Kediri, Mitra Kukar, Martapura, dan Persis serta PSIM Yogyakarta. PSBS sebagai salah satu klub dari Papua memiliki ciri khas pada jerseynya berupa garis-garis vertikal, yang mana musim ini banyak diisi dengan corak-corak lokal oleh apparel. Seperti apa jersey PSBS Biak musim 2019 ini? Yuk kita simak cerita jerseynya.
PSBS Biak Numfor berdiri pada tahun 1968 dan bermarkas di Stadion Cendrawasih, Kabupaten Biak Numfor. Prestasi tertingginya yaitu menjuarai Divisi Satu Liga Indonesia pada tahun 2010 lalu untuk kemudian promosi ke Divisi Utama 2011/2012. Saat ini PSBS bermain di Liga 2 2019 wilayah Timur dan berpeluang lolos ke babak 8 besar. Photo: Liga Indonesia Baru
Jersey home PSBS Biak 2019 berwarna dasar kuning dengan garis-garis vertikal hijau. Bekerja sama dengan apparel Artland, PSBS Biak telah mengumumkan desain jerseynya sejak Mei 2019.  Uniknya, detail motif pada hasil akhir jersey home ini jauh berbeda dengan saat pertama kali dilaunching. Jika sebelumnya hanya ada motif batik belah ketupat di sepanjang garis vertikal hijau, ternyata jersey jadinya lebih spesifik muatan lokalnya. Di jersey home yang final, garis vertikal hijau berisikan motif batik Biak dan beberapa unsur lokal seperti tifa, tombak, dan Cendrawasih. Burung khas Papua ini cocok dengan klub karena PSBS juga memiliki julukan Cendrawasih Kuning. Artland benar-benar apik mengeksusi jersey ini dengan mengkombinasikan tiga jenis kain untuk menunjang kenyamanannya. Btw motif garis-garis vertikal seperti PSBS ini jamak ditemui di sejumlah klub Papua. Sebut saja Persipura, Persemi Mimika, Persewar Waropen, Persiwa Wamena, dan di masa lalu mungkin kita sempat melihat Persiram Raja Ampat serta Persidafon Dafonsoro. Ada dua versi yang dirilis: player issue dan suporter. Untuk suporter, spesifikasi motif dan seluruh logo yang ada di jersey berupa full printing. Sementara bahan kain yang digunakan hanya satu jenis. Cerita Jersey akan membahas yang versi player issuenya ya.
Pembelian jersey player issue PSBS Biak di Artland dikemas dalam box eksklusif berwarna hitam yang elegan. Seluruh logo atau tulisan di box ini monokrom silver sehingga terkesan mewah. Untuk jersey player issue sendiri saat itu dijual dengan mekanisme pre order di @artlandsportwear.2 seharga 225.000.
Sertifikat keaslian jersey hanya tersedia untuk jersey versi player issue. Bentuk pembelian jersey ini, seperti disebutkan dalam sertifikatnya, merupakan bentuk dukungan bagi klub dalam mengarungi Liga 2 2019. Pengesahan sertifikat dilakukan oleh Ketua Umum PSBS Biak yang juga menjabat sebagai Bupati Biak Numfor periode 2019-2024, Herry Ario Naap. Btw tulisan “Napi Bongkar” yang merupakan julukan dari PSBS Biak tertulis besar-besar di sertifikat ini. Credit to Artland, ternyata “Napi Bongkar” ini ada artinya lho. Kata “Napi” ini berasal dari bahasa Biak yang memiliki arti Saudara. Sementara “Bongkar” merupakan istilah dalam bahasa Indonesia yang berarti mengangkat/menurunkan muatan. Kata-kata ini digunakan untuk memotivasi para punggawa PSBS Biak sejak era Bupati Yusuf Melianus Maryen menjabat (2003-2013). “Napi Bongkar” merupakan wujud semangat dan untuk menghargai pemimpin terdahulu di Biak Numfor yang berjasa untuk PSBS kuat, ksatria, dan tidak ada alasan menyerah ketika bertanding. Dan pastinya PSBS tetap semangat untuk membongkar benteng pertahanan lawan-lawannya.
Logo apparel berupa heat transfer 3D di jersey sehingga timbul. Musim ini cukup jarang ada apparel yang menggunakan material ini untuk bagian logonya. Model aplikasi ini mirip seperti logo apparel Eazywear di jersey Peseban Banjarmasin di musim 2018 lalu, hanya saja berbeda material (meski sama-sama timbul). Tentang Artland sendiri, apparel asal Sleman ini mulai mensponsori PSBS Biak sejak musim 2019. Selain PSBS, di musim ini Artland juga mensupport kebutuhan jersey PSIP Pemalang, Persena Nagekeo, dan PPSM Magelang.
Logo PSBS Biak ditreatment dengan wah di jersey ini, tentunya dengan woven yang cukup rapi. Yang unik di logo ini yaitu tertulis angka 1964 di dalamnya, walaupun PSBS Biak baru didirikan pada 1968 (empat tahun kemudian). Tidak banyak unsur logo pemerintah daerah yang diserap dalam logo klub selain daun padi serta kapas. Warna biru muda yang menjadi warna dasar logo pemda juga diaplikasikan menjadi warna perisai segi lima PSBS Biak.
Di bagian depan jersey terpampang sublimasi printing logo Bank Papua. Bank Papua yang berdiri pada tahun 1966 dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Irian Jaya ini rutin mensponsori tim-tim asal Papua dalam berlaga di Liga Indonesia. Selain Persipura di Liga 1, PSBS Biak dan Persewar Waropen yang berlaga di Liga 2 pun juga mendapat sponsorship dari Bank Papua. Kalo kalian ingat, sebelum Perseru Serui berubah menjadi Badak Lampung pun mereka sempat disponsori oleh Bank Papua.
Nah, bagian ini paling menarik karena mengangkat budaya lokal dari Biak. Motif batik Biak ini berupa sublimasi printing pada kain, dan jika diamati terdapat beberapa unsur seperti burung Cendrawasih, tifa, tombak, dan relief-relief yang mewakili kultur setempat. Tifa merupakan alat musik khas Indonesia Timur yang dibunyikan dengan cara dipukul menyerupai gendang. Rupanya, asal usul  tifa ini yang paling terkenal berasal dari Biak. Dikutip dari kemdikbud, di Biak dahulu kala ada dua orang laki-laki bersaudara yang bernama Fraimun dan Sarenbeyar, masing-masing memiliki arti yaitu saren : busur dan beyar : tali busur, jadi Sarenbeyar berarti saren / busur yang telah terpasang anak panahnya, Fraimun artinya perangkat perang yang gagangnya dapat membunuh. Singkat cerita, mereka berdua lah yang membuat tifa pertama kali dari pohon opsur dan kulit soa-soa.
Kerah jersey PSBS Biak ini menggunakan model V-neck dengan jahitan menyamping. Size label terletak agak ke dalam di kerah jersey ini, berupa heat transfer polyflex.
Motif batik Biak tadi diteruskan juga di ujung lengan jersey, tetap berupa sublimasi printing.
Untuk material NNS menggunakan cutting polyflex putih. Tampak logo apparel Artland disematkan di bagian ujung bawah nomor punggung. Font typenya sendiri dikembangkan oleh apparel dengan nama: Artland Strike 9.
Seluruh motif di jersey ini berupa sublimasi printing, kecuali logo apparel dan klub. Artland menyebut bahan kain yang digunakan sebagai Cool Tech (NZ Power). Drifit yang digunakan untuk jersey ini ada tiga varian dilihat dari motifnya, antara lain drifit nike, mtiis atau zigzag, dan jala erbin. So far sih jersey ini nyaman yaa dipakai. Ga sumuk.
Identitas Artland kembali muncul di hangtag jersey ini. Selain logo yang dicetak di material tebal dan doff, himbauan apparel untuk tidak sembarangan menyetrika jersey ini (“Do Not Iron!”) juga dipasang di hangtag terpisah.
Bagian terakhir yang menunjukkan keotentikan jersey ini tentu woven blacktab dari apparel yang terletak di pojok bawah jersey.

Dengan dirilisnya dua versi jersey (player issue dan suporter) tentu tidak ada alasan untuk para pendukung dan kolektor bola membeli jersey fake atau KW. Harga makin terjangkau, tinggal kita menyesuaikan dengan budget yang ada. Overall jersey PSBS Biak Numfor ini worth it untuk dimiliki. Salah satu jersey terbaik di Liga 2 dengan detail dan material yang digunakan. Akhir artikel, semoga cerita tentang jersey home PSBS Biak musim 2019 ini bisa menambah referensi kalian ya. Salam Napi Bongkar!
Share:

0 comments:

Post a Comment

@ceritajersey 2020. Powered by Blogger.

Search The Jersey

Labels