Macan Muria - Persiku Kudus 2019 Home Jersey

Setelah minggu lalu kita bahas tim dari Liga 2, sekarang beralih kembali ke Liga 3 Zona Jawa Tengah yang akan memasuki fase semifinal. Salah satu klub yang lolos, Persiku Kudus, mengenakan seragam tanding yang disupport salah satu apparel legendaris, Vilour, yang satu dekade lalu mulai naik daun setelah mensupport Persib Bandung. Seperti apa penampakan jersey kandangnya? Yuk deh kita simak ceritanya.
Persiku merupakan singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Kudus. Berdiri sejak tahun 1934, Persiku saat ini bermarkan di Stadion Wergu Wetan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Seperti dikutip di Wikipedia, prestasinya di kompetisi resmi antara lain menjadi juara 1 Divisi II Nasional pada musim 2005/2006 dan juara Liga Nusantara (Linus) Zona Jawa Tengah pada tahun 2016. Saat ini Persiku bertanding di Liga 3 Zona Jawa Tengah dan berpeluang besar lolos ke Putaran Nasional setelah memastikan tempat di semifinal yang akan digelar di awal Oktober ini. Photo by: @persiku_kudus
Jersey home Persiku Kudus masih berwarna biru dan untuk musim 2019 ini banyak memainkan variasi warnanya secara gradasi. Untuk apparelnya sendiri Persiku memilih untuk bekerja sama kembali dengan Vilour setelah hampir 7 tahun. Setelah dilaunching pada 19 Januari 2019 lalu, Vilour juga sempat merilis jersey pra musim yang berwarna biru polos dengan aksen putih di lengan dan leher. Btw jersey home untuk kompetisi resmi ini full sublimasi, tidak ada perbedaan spesifikasi antara jersey yang dijual dengan yang dikenakan pemain.
Terakhir kali Vilour mensupport Persiku Kudus adalah musim 2012/2013, mengakhiri kerja sama selama 5 musim sejak 2008/2009. Tentang apparel ini sendiri, pada awal berdirinya di tahun 1985 masih menggunakan nama CV. Kartika. Sejak tahun 1988, CV. Kartika telah menjadi rekanan berbagai instansi pemerintahan, BUMN, dan swasta untuk pembuatan seragam kantor dan baju olahraga. Setelah semakin berkembang, barulah pada tahun 1996 dibentuklah PT. Vilour Promo Indonesia. Fyi, Vilour merupakan singkatan dari Vici Lourencia. Cukup menyenangkan melihat Vilour kembali eksis di kancah Liga Indonesia. Di 2017 lalu, Vilour menjadi apparel untuk Bhayangkara FC yang menjadi juara Liga 1. Di era 2000an kita juga melihat Persib yang identik dengan Vilour dan bahkan apparel yang bermarkas di Jl. Dipati Ukur Bandung ini sempat mensupport banyak klub lainnya seperti PSM Makassar, PSIM, PSMS, Persijap, Persikab, dll.
Jersey Persiku Kudus ini dapat dibeli di Persiku Store, baik online (via @persiku_store) maupun offline. Untuk jersey original, harganya cukup terjangkau, sekitar 185ribu. Jadi tidak ada alasan untuk tidak beli jersey aslinya ya, hehe..
Cukup jarang saat ini melihat klub Liga Indonesia memasang logo PSSI di jerseynya. Namun tidak dengan Persiku, kita dapat melihat logo biru kuning khas PSSI ini di pojok kanan jersey, tempat dimana biasanya logo apparel berada. Bahkan untuk ukuran klub-klub pendiri PSSI (Persis, PSIM, PSM Madiun, PPSM Magelang, Persib Bandung, Persebaya, dan Persija), mereka juga tidak memasang logo federasi sepak bola ini di jerseynya. Jadi bisa dibilang ini salah satu hal unik, walaupun logo tersebut bukan patch, hanya sublimasi.
Logo klub juga berupa sublimasi. Untuk ukuran klub yang lahir di era perserikatan, bisa dibilang logo mereka cukup modern. Bahkan desain yang saat ini dipakai pun merupakan pengembangan dari desain pertama. Selain logo bergambar bola sepak ini, Persiku sempat juga menggunakan logo macan, yang mana cocok dengan julukan klub ini: Macan Muria.
Di bagian depan terpasang sponsor Bank Jateng dan branding Kudus Kota Kretek. Keduanya juga sublimasi langsung di kain. Kudus sendiri memang dikenal dalam sejarah sebagai tempat lahirnya rokok kretek. Dikutip dari bolehmerokok.com, kretek berasal dari kisah mengenai H. Jamhari yang mengobati sesak nafasnya dengan mencampur bunga cengkeh ke dalam tembakau dan menghisapnya (merokok). Lintingan tersebut berbunyi kretek, kretek, kretek dan hingga saat ini akhirnya dikenal dengan sebutan Kretek. Salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia, PT. Djarum, juga berasal dari Kudus ini. Bahkan, sebelum keluarnya Peraturan Menteri Keuangan nomor 200/PMK.04/2008, banyak industri rokok rumahan di Kudus. Karena adanya pasal yang mengatur tentang lokasi dan bangunan atau tempat usaha rokok kretek (luas bangunan minimal 200 m2, akhirnya banyak pengusaha rokok kretek yang berguguran usahanya.
Jika diamati detailnya, motif di jersey ini sih mirip dengan jersey timnas sepakbola Indonesia untuk Asian Games 2018 lalu, hanya saja polanya berbeda. Jika di jersey timnas modelnya seperti huruf V alias memiliki ujung yang mengarah ke bawah, motif pada jersey home Persiku Kudus ini memiliki pola panah ke atas. Gradasi yang digunakan juga mirip-mirip, namun untuk Persiku ini berwarna dasar biru sementara timnas berwarna dasar merah. Ini hanya pendapat pribadi @ceritajersey sih.
Di bagian belakang, kita bisa memberikan tambahan nameset juga seperti para pemain di foto atas. Biayanya hanya sebesar 35ribu rupiah. Tidak mahal. Photo by: @persiku_kudus
Sublimasi logo Vilour Sport kembali muncul di bagian belakang jersey, tepatnya di bawah name & number set. Sepertinya tidak banyak berbeda dengan logo yang kita kenal dulu ya.
Dan karena warna biru dan motif lain pada jersey ini hanya sublimasi, tentu bagian dalamnya hanya berwarna putih polos. Dilihat dari bintik-bintiknya, jersey ini sepertinya menggukan drifit jenis sulkul atau bobin. Jenis yang cukup umum digunakan untuk baju olahraga. Melihat rekam jejak Vilour, menurut @ceritajersey apparel ini bisa memberikan treatment yang lebih baik lagi untuk Persiku Kudus di musim-musim berikutnya.
Jersey Persiku Kudus memiliki kerah V-neck variasi dengan memisahkan rib kiri dan kanan. Hangtag dari apparel terdapat di bagian ini. Agak geli juga sebenarnya ada tag di kerah, yang mana saat ini sudah banyak jersey yang menerapkan heat transfer di kerah dalam untuk informasi size atau brandnya.

Romantisme Persiku & Vilour bisa jadi merupakan nilai plus untuk jersey ini. Apalagi, terakhir Vilour berkecimpung di Ligina, mereka "membantu" Bhayangkara FC meraih juara Liga 1 pada musim 2017 lalu. Nah menarik ditunggu apakah Persiku Kudus mendapat "tuah" ini dan akhirnya meraih juara Liga 3 dan promosi ke Liga 2. Kita nantikan saja. Semoga artikel ini dapat membantu menambah referensi rekan-rekan hunting jersey Persiku Kudus ya. Jangan lupa untuk selalu beli jersey original dari klub favoritmu. Akhir kata, Come On Muria Tiger!
Share:

Napi Bongkar - PSBS Biak 2019 Home Jersey

Setelah dari Liga 1, kita beralih ke Liga 2 yang beberapa pertandingan lagi akan mengakhiri putaran grupnya. Salah satu klub yang berpeluang besar melaju ke babak 8 besar adalah PSBS Biak Numfor, yang saat ini (hingga pertandingan ke-15) menempati posisi 4 Grup Wilayah Timur. PSBS satu grup bersama tim-tim kuat seperti Persik Kediri, Mitra Kukar, Martapura, dan Persis serta PSIM Yogyakarta. PSBS sebagai salah satu klub dari Papua memiliki ciri khas pada jerseynya berupa garis-garis vertikal, yang mana musim ini banyak diisi dengan corak-corak lokal oleh apparel. Seperti apa jersey PSBS Biak musim 2019 ini? Yuk kita simak cerita jerseynya.
PSBS Biak Numfor berdiri pada tahun 1968 dan bermarkas di Stadion Cendrawasih, Kabupaten Biak Numfor. Prestasi tertingginya yaitu menjuarai Divisi Satu Liga Indonesia pada tahun 2010 lalu untuk kemudian promosi ke Divisi Utama 2011/2012. Saat ini PSBS bermain di Liga 2 2019 wilayah Timur dan berpeluang lolos ke babak 8 besar. Photo: Liga Indonesia Baru
Jersey home PSBS Biak 2019 berwarna dasar kuning dengan garis-garis vertikal hijau. Bekerja sama dengan apparel Artland, PSBS Biak telah mengumumkan desain jerseynya sejak Mei 2019.  Uniknya, detail motif pada hasil akhir jersey home ini jauh berbeda dengan saat pertama kali dilaunching. Jika sebelumnya hanya ada motif batik belah ketupat di sepanjang garis vertikal hijau, ternyata jersey jadinya lebih spesifik muatan lokalnya. Di jersey home yang final, garis vertikal hijau berisikan motif batik Biak dan beberapa unsur lokal seperti tifa, tombak, dan Cendrawasih. Burung khas Papua ini cocok dengan klub karena PSBS juga memiliki julukan Cendrawasih Kuning. Artland benar-benar apik mengeksusi jersey ini dengan mengkombinasikan tiga jenis kain untuk menunjang kenyamanannya. Btw motif garis-garis vertikal seperti PSBS ini jamak ditemui di sejumlah klub Papua. Sebut saja Persipura, Persemi Mimika, Persewar Waropen, Persiwa Wamena, dan di masa lalu mungkin kita sempat melihat Persiram Raja Ampat serta Persidafon Dafonsoro. Ada dua versi yang dirilis: player issue dan suporter. Untuk suporter, spesifikasi motif dan seluruh logo yang ada di jersey berupa full printing. Sementara bahan kain yang digunakan hanya satu jenis. Cerita Jersey akan membahas yang versi player issuenya ya.
Pembelian jersey player issue PSBS Biak di Artland dikemas dalam box eksklusif berwarna hitam yang elegan. Seluruh logo atau tulisan di box ini monokrom silver sehingga terkesan mewah. Untuk jersey player issue sendiri saat itu dijual dengan mekanisme pre order di @artlandsportwear.2 seharga 225.000.
Sertifikat keaslian jersey hanya tersedia untuk jersey versi player issue. Bentuk pembelian jersey ini, seperti disebutkan dalam sertifikatnya, merupakan bentuk dukungan bagi klub dalam mengarungi Liga 2 2019. Pengesahan sertifikat dilakukan oleh Ketua Umum PSBS Biak yang juga menjabat sebagai Bupati Biak Numfor periode 2019-2024, Herry Ario Naap. Btw tulisan “Napi Bongkar” yang merupakan julukan dari PSBS Biak tertulis besar-besar di sertifikat ini. Credit to Artland, ternyata “Napi Bongkar” ini ada artinya lho. Kata “Napi” ini berasal dari bahasa Biak yang memiliki arti Saudara. Sementara “Bongkar” merupakan istilah dalam bahasa Indonesia yang berarti mengangkat/menurunkan muatan. Kata-kata ini digunakan untuk memotivasi para punggawa PSBS Biak sejak era Bupati Yusuf Melianus Maryen menjabat (2003-2013). “Napi Bongkar” merupakan wujud semangat dan untuk menghargai pemimpin terdahulu di Biak Numfor yang berjasa untuk PSBS kuat, ksatria, dan tidak ada alasan menyerah ketika bertanding. Dan pastinya PSBS tetap semangat untuk membongkar benteng pertahanan lawan-lawannya.
Logo apparel berupa heat transfer 3D di jersey sehingga timbul. Musim ini cukup jarang ada apparel yang menggunakan material ini untuk bagian logonya. Model aplikasi ini mirip seperti logo apparel Eazywear di jersey Peseban Banjarmasin di musim 2018 lalu, hanya saja berbeda material (meski sama-sama timbul). Tentang Artland sendiri, apparel asal Sleman ini mulai mensponsori PSBS Biak sejak musim 2019. Selain PSBS, di musim ini Artland juga mensupport kebutuhan jersey PSIP Pemalang, Persena Nagekeo, dan PPSM Magelang.
Logo PSBS Biak ditreatment dengan wah di jersey ini, tentunya dengan woven yang cukup rapi. Yang unik di logo ini yaitu tertulis angka 1964 di dalamnya, walaupun PSBS Biak baru didirikan pada 1968 (empat tahun kemudian). Tidak banyak unsur logo pemerintah daerah yang diserap dalam logo klub selain daun padi serta kapas. Warna biru muda yang menjadi warna dasar logo pemda juga diaplikasikan menjadi warna perisai segi lima PSBS Biak.
Di bagian depan jersey terpampang sublimasi printing logo Bank Papua. Bank Papua yang berdiri pada tahun 1966 dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Irian Jaya ini rutin mensponsori tim-tim asal Papua dalam berlaga di Liga Indonesia. Selain Persipura di Liga 1, PSBS Biak dan Persewar Waropen yang berlaga di Liga 2 pun juga mendapat sponsorship dari Bank Papua. Kalo kalian ingat, sebelum Perseru Serui berubah menjadi Badak Lampung pun mereka sempat disponsori oleh Bank Papua.
Nah, bagian ini paling menarik karena mengangkat budaya lokal dari Biak. Motif batik Biak ini berupa sublimasi printing pada kain, dan jika diamati terdapat beberapa unsur seperti burung Cendrawasih, tifa, tombak, dan relief-relief yang mewakili kultur setempat. Tifa merupakan alat musik khas Indonesia Timur yang dibunyikan dengan cara dipukul menyerupai gendang. Rupanya, asal usul  tifa ini yang paling terkenal berasal dari Biak. Dikutip dari kemdikbud, di Biak dahulu kala ada dua orang laki-laki bersaudara yang bernama Fraimun dan Sarenbeyar, masing-masing memiliki arti yaitu saren : busur dan beyar : tali busur, jadi Sarenbeyar berarti saren / busur yang telah terpasang anak panahnya, Fraimun artinya perangkat perang yang gagangnya dapat membunuh. Singkat cerita, mereka berdua lah yang membuat tifa pertama kali dari pohon opsur dan kulit soa-soa.
Kerah jersey PSBS Biak ini menggunakan model V-neck dengan jahitan menyamping. Size label terletak agak ke dalam di kerah jersey ini, berupa heat transfer polyflex.
Motif batik Biak tadi diteruskan juga di ujung lengan jersey, tetap berupa sublimasi printing.
Untuk material NNS menggunakan cutting polyflex putih. Tampak logo apparel Artland disematkan di bagian ujung bawah nomor punggung. Font typenya sendiri dikembangkan oleh apparel dengan nama: Artland Strike 9.
Seluruh motif di jersey ini berupa sublimasi printing, kecuali logo apparel dan klub. Artland menyebut bahan kain yang digunakan sebagai Cool Tech (NZ Power). Drifit yang digunakan untuk jersey ini ada tiga varian dilihat dari motifnya, antara lain drifit nike, mtiis atau zigzag, dan jala erbin. So far sih jersey ini nyaman yaa dipakai. Ga sumuk.
Identitas Artland kembali muncul di hangtag jersey ini. Selain logo yang dicetak di material tebal dan doff, himbauan apparel untuk tidak sembarangan menyetrika jersey ini (“Do Not Iron!”) juga dipasang di hangtag terpisah.
Bagian terakhir yang menunjukkan keotentikan jersey ini tentu woven blacktab dari apparel yang terletak di pojok bawah jersey.

Dengan dirilisnya dua versi jersey (player issue dan suporter) tentu tidak ada alasan untuk para pendukung dan kolektor bola membeli jersey fake atau KW. Harga makin terjangkau, tinggal kita menyesuaikan dengan budget yang ada. Overall jersey PSBS Biak Numfor ini worth it untuk dimiliki. Salah satu jersey terbaik di Liga 2 dengan detail dan material yang digunakan. Akhir artikel, semoga cerita tentang jersey home PSBS Biak musim 2019 ini bisa menambah referensi kalian ya. Salam Napi Bongkar!
Share:

Kabau Sirah - Semen Padang 2019 Home Jersey

Akhirnyaaa... Sempat juga bahas jersey klub Liga 1 lagi. Menjelang paruh musim Shopee Liga 1 2019, kita sekarang menuju ke Padang untuk kulik lebih dalam mengenai seragam tempur salah satu klub era Galatama yang bermarkas di Stadion Haji Agus Salim. Hingga matchday 17, Semen Padang FC masih berkutat di zona degradasi liga dan baru saja melakukan pergantian pelatih beberapa hari lalu. Klub kebanggaan masyarakat Sumatra Barat ini menggaungkan campaign #KitoBangkik di awal musim setelah berhasil promosi dari Liga 2 musim sebelumnya. Nah kembali ke jersey, ada semangat apa lagi yang mereka tanamkan di sana? Mari kita simak cerita lengkapnya.

Semen Padang FC berdiri pada 30 November 2018 dan merupakan klub sepak bola profesional pertama di Padang (PSP Padang masih dikelola pemerintah kota dan bermain di kompetisi Perserikatan). Didukung dan dikendalikan oleh perusahaan BUMN sektor semen, Semen Padang, klub ini mengikuti kompetisi Galatama dari level divisi 1 dan hanya butuh waktu setahun untuk menembus level tertingginya. Di era ini, Semen Padang FC berhasil meraih Galatama Cup pada tahun 1992 dan berhak tampil di Piala Winners Asia musim berikutnya (1993/1994). Ketika masuk ke era Liga Indonesia hingga Liga 1, baru satu gelar yang dikumpulkan oleh Semen Padang FC, yaitu saat menjuarai Liga Prima Indonesia 2012 (nama kompetisi resmi pada waktu itu) dan nyaris merengkuh double winner jika saja tidak kalah dari Persibo Bojonegoro di partai final Piala Indonesia di tahun yang sama. Musim 2018 lalu Semen Padang FC berhasil melaju ke babak akhir Liga 2 2018 dan meraih tiket promosi kembali ke Liga 1 walaupun mengalami kekalahan dari PSS Sleman di partai final. Foto di atas adalah skuad Semen Padang FC yang berhadapan dengan PS Tira Persikabo pada lanjutan Liga 1 2019 (8 Juli 2019). Photo by @semenpadangfcid

Jersey kandang Semen Padang musim ini berwarna dominan merah, yang mana sudah menjadi ciri khasnya selama bertahun-tahun. Lotto menjadi apparel utama klub menggantikan MBB yang mendampingi Semen Padang selama Liga 2 musim 2018. Walaupun kerjasama dengan Lotto sudah diumumkan sejak akhir tahun lalu, jersey resminya sendiri baru diluncurkan pada penghujung April 2019. Walaupun teamwear, ada beberapa kustomisasi yang sebenarnya diberikan pada jersey ini, termasuk kerahnya yang mengandung unsur warna Marawa. Marawa sendiri merupakan bendera kebesaran Minangkabau. Selain di kerah, warna merah kuning hitam juga dipilih sebagai warna-warna jersey untuk home, away, dan third.

Lotto sudah tidak asing lagi dengan Liga Indonesia. Beberapa klub yang pernah disponsori oleh apparel asal Italia ini antara lain Persema Malang, Persik Kediri, PSPS Riau, dan Persela Lamongan. Pada 1973, Lotto yang didirikan oleh keluarga Caberlotto memulai debutnya sebagai produsen sepatu olahraga. Berawal dari sepatu tenis, Lotto kemudian merambah ke basket, voli, atletik, dan sepak bola. Logo Lotto yang terpasang di sini merepresentasikan hal tersebut. Sebuah lapangan tenis dan sepakbola yang terhubung dengan passion dan nilai-nilai olahraga seperti respek & fair play. Btw logo Lotto pada jersey berupa sablon rubber.

Jersey ini dikemas dalam plastic bag dari Lotto dan dapat dibeli di official store klub melalui aplikasi resminya. Di luar itu, bisa juga didapatkan di @yklfanshop. Pada awal rilis, jersey dibandrol seharga 350ribu rupiah.

Logo klub termasuk salah satu part yang berupa printing polyflex dalam jersey ini selain tag authentic. Semen Padang FC (SPFC) beberapa kali melakukan perubahan desain logo klub pada jerseynya, yang mana terakhir berubah pada tahun 2017 lalu. Sebenarnya polanya tetap sama dengan logo dari sponsor utamanya, PT Semen Padang. Perubahan untuk 2017 ini antara lain tanduk kerbau yang menjadi lebih pendek dan besar, hal ini menyimbolkan keperkasaan skuad yang dimiliki klub. Lalu untuk telinga juga menjadi lebih lebar yang mengesankan kepekaan. Berikutnya, dua mata kerbau dibuat lebih bergairah dibandingkan logo sebelumnya untuk menggambarkan masa depan klub yang lebih terang. Bagian lubang hidung juga dibuat lebih "hidup" dan sempurna, melambangkan kesempurnaan klub menyikapi situasi yang berkembang.  Logo PT Semen Padang (bukan FC) sendiri cukup simpel dan memiliki karakter yang kokoh (sebagai salah satu leader di industri semen). Penambahan lambang bola pada logo klubnya menunjukkan bahwa Semen Padang adalah klub sepak bola dan tulisan West Sumatra merepresentasikan dari Sumatra Barat sendiri. Satu bintang di atas logo SPFC adalah raihan satu gelar klub saat menjuarai Liga Prima Indonesia musim 2012 lalu.

Salah satu yang menarik dari jersey Semen Padang adalah logo sponsor utamanya. Di musim ini, untuk jersey yang dijual ke suporter berlogo "Semen Indonesia" dan berupa sablon rubber. Semen Indonesia memang merupakan holding company BUMN Semen di Indonesia, termasuk di dalamnya adalah PT. Semen Padang, PT Semen Gresik, PT. Semen Tonasa, dan Thang Long Cement Company. Nah, uniknya jersey yang dikenakan oleh para pemain SPFC di Liga 1 2019 tidak demikian. Sepertinya mengingat pride sebagai kebanggaan Minang, logo PT Semen Padang lah yang terpampang jelas di bagian depan jersey para punggawa SPFC.


Logo Semen Indonesia sendiri hanya tampil di jersey-jersey para pemain klub kelompok usia: Semen Padang U16, U18, dan U20. Untuk U18 bahkan bisa dibilang tidak konsisten karena beberapa kali menggunakan jersey berlogo Semen Padang dalam pertandingan yang dijalani. Photo by @semenpadangfcid dan @spfcacademy
Bagian lengan merupakan salah satu yang bisa dikustom dari jersey produksi Lotto. Walaupun teamwear, ternyata Lotto juga memberikan pilihan untuk customernya, ingin lengan berbentuk seperti gambar di atas atau yang standar polos. Kecuali untuk yang bermodel Delta Plus, lengan berlogo Lotto sudah merupakan bentuk fix.

Kerah jersey ini berbahan collar dan modelnya V-neck. Untuk desain kustom, sebenarnya customer diberikan dua pilihan untuk modelnya: round collar atau V-neck. Default untuk model Promax yang disediakan sih V-neck. Nah, Semen Padang memanfaatkan kerah ini untuk memberikan sentuhan lokalnya: warna Marawa, yang berupa merah, kuning, dan hitam. Kombinasi ketiga warna ini disebut Marawa Kebesaran Alam Minangkabau. Warna merah melambangkan keberanian, warna kuning melambangkan keagungan, dan warna hitam melambangkan tahan tapo, yang memiliki akal dan budi yang baik tak terhingga. Dikutip dari anakminang.com, bendera marawa ini digunakan ketika ada suatu acara di suatu tempat. Sebut saja perayaan Khatam Alquran dan Peringatan hari besar Islam. Pada acara adat juga dipasang ketika baralek, baik itu baralek pernikahan ataupun baralek datuak. Selain itu pada penyambutan tamu seperti pejabat juga diperbolehkan memasang marawa ini.

Jersey ini bermodel raglan, sehingga sambungan antara panel lengannya berada di bawah kerah. Nah, akhirnya terdapat space yang cukup "lebar" antara kerah hingga panel "punggung". Tulisan sponsor "Paytren" dan "PT. Kunango Jantan" yang bisa dipasang di space ini justru ditaruh di bawahnya. Efeknya, bagian nama dan nomor punggu pemain agak semakin menjorok ke bawah. Ya.. mirip-mirip seperti case NNS Bali United musim ini.

NNS yang @ceritajersey pilih adalah Irsyad Maulana dengan nomor punggung 88. Masih berusia cukup muda, 25 tahun, pemain ini sudah ditunjuk menjadi kapten klub pada paruh musim pertama Liga 1 2019 ini. Sempat memperkuat Arema dan Persija, Irsyad kembali membela klub awal karirnya ini sejak musim 2016. Tugas cukup menantang diemban Irsyad dan rekan-rekan, dimana mereka harus mengeluarkan Semen Padang FC segera dari papan bawah Liga 1 2019.

Sama seperti produk-produk Lotto terkini, jersey yang 100% terbuat dari polyester ini juga mengusung teknologi Deep Dry Tech. Teknologi ini diklaim dapat secara efektif menyerap keringat dan menjaga tubuh si pemakain tetap kering.

Orisinalitas jersey ditandai dengan tab authentic berupa printing polyflex di pojok kiri bawah. Tab ini bergambar logo apparel dan klub serta menyematkan IDN sebagai "Indonesia" di bawah logo SPFC. Di Indonesia sendiri, musim ini Lotto mensupport dua tim Liga 1: Semen Padang dan Bhayangkara FC.

Hanging tag jersey berada di bagian dalam, berisikan kode produk dan tagline-tagline apparel seperti "Better than Your Best", "Yes, It's Lotto" dan kalimat penyemangat: "Be bold, show your soul, only you own your goal" yang ditulis dalam bahasa Inggris dan Italia.

Lotto bukanlah apparel asing pertama yang mensponsori Semen Padang. DI tahun 1990an, sponsor seperti Adidas dan Reebok juga pernah menjadi apparel klub, walaupun lebih karena kerjasama operator liga dengan apparel terkait. Yang terakhir, Semen Padang sempat menjalin kerjasama dengan apparel asal Jepang, Mizuno, selama tiga tahun sebelum beralih ke MBB. Yah, apapun apparelnya, selalu support klubmu dengan membeli produknya yang asli, terutama jika dijual melalui official storenya. Hal ini jelas akan membantu pemasukan klub dan tentu kelangsungan hidup para pemain dan elemen tim lainnya. Akhir artikel, semoga cerita tentang jersey home Semen Padang musim 2019 ini bisa menambah referensi kalian ya. Salam Sanak Sakampuang!
Share:

Elang Putih - Persikoba Batu 2019 Away Jersey

Sepertinya tren tahunan ada jersey klub lokal Indonesia yang “menggebrak” dunia berlanjut di tahun 2019 ini. Setelah sebelumnya jersey tuxedo ala Cultural Leonesa sukses diimplementasikan oleh PSMP Mojokerto di jersey thirdnya pada musim 2018, tahun ini ada Persikoba Batu yang menghebohkan jagat jersey dengan motif elang Lazio-nya. Persikoba sendiri berasal dari Kota Batu, Jawa Timur, dan saat ini bermain di kompetisi Liga 3 Zona Jatim. Di klasemen sementara, Persikoba bercokol di peringkat 2 grup C dengan 9 poin dari 4 pertandingan. Photo by: @persikoba_official
Persikoba berdiri sejak 2003 dan bermarkas di Stadion Brantas serta memiliki julukan Elang Putih atau White Eagle. Jersey homenya musim ini berwarna biru gelap dengan motif petir biru muda. Yang jadi perhatian justru jersey awaynya. Persikoba bekerja sama dengan apparel Sebellas melalui Equinoc dalam mengarungi Liga 3 zona Jatim 2019. Desain jersey Persikoba, termasuk awaynya ini, merupakan request dari manajemen klub dan diretouch ulang oleh apparel. Julukan Elang Putih direpresentasikan dalam jersey “Lazio” ini dengan beberapa detail yang berbeda dari versi “asli”nya. Sebut saja, jumlah kepala elang yang jauh lebih banyak, bentuk kepala elang, letak kepala elang, bentuk kerah, hingga desain bagian belakang jerseynya. Namun memang tidak bisa dipungkiri, ambience jersey Lazio di musim 2018/2019 dari Macron tampak kuat di jersey ini. Lazio sendiri memiliki alasan history yang cukup kuat atas pemilihan desain jersey home seperti itu di musim lalu.


Berawal dari kelakar @Jerseyforum pula, akhirnya jersey ini mulai dikenal publik. Satu tim lain yang memiliki kemiripan desain dengan Lazio adalah Holyhead Town FC, salah satu peserta Welsh Alliance Footbal League. Cuitan @Jerseyforum ini juga dikutip oleh salah satu jurnalis kenamaan Italia, Gianluca Di Marzio, dalam tulisannya mengenai kemiripan jersey Persikoba Batu dan Lazio. Nah, dari sanalah akhirnya media-media di Indonesia ramai-ramai memberitakan hal ini. Efeknya, jersey ini juga langsung sold out di Equinoc Store.
Kembali soal jersey away Persikoba, ada yang unik lagi jika kita perhatikan detil-detilnya. Secara resmi, logo klub merupakan logo pemerintah Kota Batu yang tulisan “Kota Batu”nya diganti dengan “Persikoba”. Tapi di musim ini, logo yang terpampang di jersey 100% berupa logo pemerintah Kota Batu. Ada gambar bintang di dalamnya, yang ini berarti melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Formasi angka pada jumlah padi dan kapas yang ada di dalam logo mempunyai makna tanggal dan bulan peresmian Kota Batu (17 Oktober). Kota Batu yang berada di lereng beberapa gunung (Panderman, Arjuno, dan Welirang) direpresentasikan dalam logo gunung, yang juga melambangkan kekuatan dan kebesaran. Semboyan “Hakaryo Guno Mamayu Bawono” mengandung arti Berkarya Guna Membangun Bangsa. Btw logo klub pada jersey ini berbahan printing polyflex. Hal ini berbeda dengan versi player issuenya, yang mana seluruh elemen di jersey justru hanya berupa sublimasi.

Jersey ini diperoleh dari Equinoc Store dengan sistem pre order pada awal rilisnya. Jersey dikirim dalam plastic bag berlogo apparel.

Sebellas menjadi salah satu apparel yang bekerja sama dengan Equinoc dalam kompetisi Liga 3 Zona Jatim 2019. Selain Persikoba, apparel asal Sleman ini juga menggandeng Sumbersari FC serta Persekabpas Pasuruan. Logo apparel berupa cutting polyflex di jersey ini, terletak tepat di atas motif kepala elang.
Kerah jersey ini menggunakan model V-neck dengan variasi di ujungnya. Tidak banyak info yang disajikan di bagian dalam kerah, selain size jersey dan logo apparel yang dipasang dengan heatpress.

Logo sponsor yang terpampang di bagian depan jersey, Kopi ABC, merupakan bagian dari Kopi Kapal Api yang menjalin kerja sama dengan PSSI Asprov Jatim untuk Liga 3 2019 ini. Sebellas mengeksekusinya dengan baik dalam jersey ini melalui bahan cutting polyflexnya. Kembali lagi, di versi player issue, seluruh elemen jersey berupa sublimasi. Sepertinya hal ini untuk mengantisipasi kalau-kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat bermain seperti patch sponsor yang copot, logo klub mengelupas, dll.
Bagian favorit di jersey ini adalah pemakaian dua warna kain berbeda untuk “biru langitnya”. Separuh kain berwarna putih yang di bagian atas disublimasi dengan motif elang. Sementara kain berwarna biru muda dijahit dengan rapi di bagian bawahnya. Ini juga termasuk salah satu hal yang membedakan jersey away Persikoba dengan jersey home Lazio, dimana warna biru pada jerseynya berupa printing.
Jersey Persikoba menggunakan kain drifit ferrari dan polymesh di bagian belakang yang tentunya semua berbahan polyester. So far cukup nyaman dipakai.
Dua musim terakhir PSSI Asprov Jatim melakukan terobosan dengan mengikat kerjasama bersama apparel lokal untuk penyediaan jersey tanding para peserta Liga 3 Zona Jatim. Bagusnya, selain kebutuhan klub terkait apparel terpenuhi, seluruh jersey klub-klub sekarang jadi jauh lebih mudah untuk diperoleh. Bayangkan 3-4 tahun lalu, betapa susahnya kita untuk hunting jersey klub-klub yang bermain di kasta terbawah Liga Indonesia. Jersey Persikoba ini pun menjadi salah satu original merchandise klub di musim ini yang dapat memberikan pemasukan tambahan bagi mereka. Di tag yang disertakan, selain hanging tag original merchandise juga terdapat instruksi pencucian jersey dari apparel Sebellas.

Tab authentic jersey dari apparel terletak di pojok kiri bawah bagian depan jersey dan berbahan polyflex.

Overall jersey ini sukses mencuri perhatian para penikmat jersey tanah air, dan pendapat pribadi @ceritajersey sih jersey ini cukup memenuhi ekspektasi saat awal rilis. Bahannya nyaman, desainnya detail, dan penggunaan material polyflex di logo klub & sponsor makin membuatnya apik. Bagian favoritnya tetep: kombinasi dua kain putih & biru untuk warna jersey. In the end, jangan lupa untuk buy original & support the club ya, teman-teman.
Share:
@ceritajersey 2020. Powered by Blogger.

Search The Jersey

Labels