Store Visit - ASIOP Merchandise Store



Akhir pekan yang tenang, saatnya menjelajah kembali berburu jersey lokal di sekitaran Jakarta. Ceritajersey jujur baru tau, kalau ASIOP, salah satu akademi sepak bola terbesar di Jakarta & Indonesia ini, memiliki official merchandise store di training ground mereka di Sentul. Bergegaslah ceritajersey menuju sana, sekalian mengagendakan visit Persikabo Store (yang sayangnya ternyata tutup).




Dikutip dari website resminya, Akademi Sepak Bola Intinusa Olah Prima (ASIOP) Apacinti berdiri pada 28 September 1997 sebagai wadah untuk menyalurkan hobi atau bakat dalam sepak bola usia muda. Banyak lulusan ASIOP Football Academy yang berkarir di kompetisi profesional dan menjadi bagian dari timnas & klub di luar negeri. Andritany, Syamsir Alam, Ahmad Jufrianto, Zahra Muzdalifah, dan Airlangga Sucipto merupakan nama-nama alumni ASIOP. Berbagai prestasi telah diraih ASIOP dari tahun ke tahun, termasuk menjuarai Gothia World Youth Cup 2016.




Nah, Oktober 2021 lalu, ASIOP baru meresmikan base anyar mereka di Sentul. ASIOP Training Ground ini seluas 3 hektar dengan fasilitas-fasilitas yang menjadikan mereka memenuhi standar internasional sebagai akademi sepak bola. Hal ini tentu dapat mendukung program-program yang direncanakan oleh ASIOP untuk ke depannya, terlebih ASIOP saat ini juga memiliki klub yang bertanding di Liga Indonesia, ASIOP FC. Sejak 2021, ASIOP FC berkompetisi di Liga 3 Zona DKI Jakarta.






Di komplek training ground, terdapat merchandise store yang menjual beragam pernak-pernik ASIOP serta timnas Indonesia. Berkolaborasi dengan Mills, produk-produk apparel lokal ini turut dijual di merchandise store milik ASIOP. Mulai dari sepatu, jersey olahraga, topi timnas, jaket, dan jersey-jersey timnas keluaran Mills tersedia untuk dibeli customer.




Bersama Mills, ASIOP juga merilis jersey yang dikenakan mereka dari berbagai kelompok umur, termasuk untuk dikenakan di Liga 3 nanti. Jersey mereka dijual seharga Rp.380.000 (tanpa box) dan tersedia versi home, away, bahkan goal keeper.




Selain jersey ASIOP, Mills juga melengkapi etalase produk klub dengan polo, jaket, serta tas punggung.




Topi & gelas bertuliskan House of Champions menjadi pilihan produk dengan tagline menarik dari ASIOP.



T-shirt bertuliskan ASIOP dengan tahun kelahiran mereka, 1997, menjadi salah satu produk yang cukup banyak dihighlight pengunjung. Desain simpel namun berkarakter.


Penggemar pernak-pernik, tentu tidak melewatkan gantungan kunci berlogo ASIOP. Dibandrol seharga 40ribu rupiah, gantungan kunci berbahan rubber ini menjadi salah satu opsi terbaik dari pilihan merchandise ASIOP.



Well, ceritajersey sendiri membeli satu jersey home mereka yang akan dikenakan di Liga 3 mendatang. Di akhir kontrak Mills dengan timnas Indonesia, hal menarik melihat Mills bisa berkolaborasi dengan banyak klub di berbagai kasta Liga Indonesia, dari Liga 1, Liga 2, bahkan di level Liga 3 & sampai level football academy. Untuk ASIOP sendiri, dengan fondasi luar biasa dari mereka di berbagai usia, tidak mengherankan jika nantinya ASIOP dapat melaju jauh di Liga 3. Melihat infrastruktur dan program yang mereka punya, ingin rasanya nanti anak ceritajersey menyalurkan hobi & bakatnya di sini. 🥰

Share:

#WisataBola Episode 1 - Solo

Setelah StoreVisit & MatchdayJournal, satu lagi aktivitas yang jadi rubrik baru di @ceritajersey: #WisataBola. Edisi perdana ini kita coba jalan-jalan di Solo, kebetulan momennya pas dengan libur panjang beberapa hari lalu. Solo sendiri merupakan homebase salah satu klub bersejarah pendiri PSSI, Persis Solo, jadi cukup banyak tempat yang bisa dikunjungi untuk "napak tilas" jejak sejarah klub di sini. Yang pertama tentu Balai Persis. Bangunan yang terletak di Jl. Gajah Mada nomor 73 ini sempat menjadi kantor Persis dari 1960 hingga 2016. Beragam trofi Persis saat masih bernama VVB tersimpan rapi di sini. Di area bangunan ini juga terdapat Patung Soeratin yang diresmikan pada HUT PSSI ke-30. Patung ini juga telah ditetapkan oleh pemerintah setempat menjadi cagar budaya di Solo. 

Dari sini kita lanjut ke apparel Persis Solo era 2011/2012, Bolamania, yang terletak di Jl. Pangeran Wijil no. 12. Well, sayangnya karena ini hari Minggu, tokonya tutup 🥲. Masih tampak di etalase mereka poster duka cita untuk kepergian pemain Persis saat itu, Diego Mendieta. 

Tujuan berikutnya, kita mampir ke Stadion Sriwedari, tempat bersejarah dimana PON 1 (1948) diselenggarakan. Pembukaan stadion ini di 1933 mempertandingkan Persis Solo & PSIM Jogja. Dua tahun setelah Sriwedari diresmikan, Persis Solo pun meraih gelar perdana mereka di kompetisi Stedenwedstrijden. Di depan stadion Sriwedari, terdapat patung pemain Persis Solo bernomor 16 menggunakan jersey putih. Hal ini pulalah yang menginspirasi desain jersey centenary Persis Solo tahun lalu, dimana Persis Solo menggunakan warna putih sebagai jersey utama di awal pembentukannya.

Sebelum ke Manahan, kita mampir ke Tugu Lilin, tugu yang didirikan dalam rangka mengenang 25 tahun berdirinya Boedi Utomo saat itu (1908-1933). Sejak tahun 1953, tugu ini menjadi bagian dari lambang pemkot Surakarta hingga saat ini. Tugu ini pula yang menjadi unsur utama dari logo Persis Solo, dikelilingi 15 bintang yang merupakan representasi dari 15 klub internal Persis.

Terakhir, kita main ke Stadion Manahan, kandang terkini dari Persis Solo yang baru saja digunakan untuk perhelatan Piala Dunia U-17 beberapa waktu lalu. Berdiri sejak 1998, beberapa klub pernah menjadikan Manahan sebagai homebase, seperti Pelita Solo, Persijatim Solo FC, dan tentu Persis Solo yang berhomebase di sini sejak 2006. Bhayangkara sempat akan pindah homebase ke Solo di tahun 2020 lalu, sebelum Persis memastikan promosi ke Liga 1 setahun berikutnya.

Mengakhiri #WisataBola di Solo, tidak lupa kita belanja kecil-kecilan di Persis Store, mumpung lagi banyak produk baru menyambut imlek. 
Jadi, kota mana yang akan jadi tujuan wisata kita berikutnya? Boleh saran di kolom komentar yaa 🥰



Share:
@ceritajersey 2020. Powered by Blogger.

Search The Jersey

Labels