Liga 3 2019 Regional Daerah Istimewa Yogyakarta memang telah berakhir sejak 7 September lalu dan melahirkan Sleman United sebagai juaranya. PSSI DIY sendiri baru tahun ini menyelenggarakan kembali kompetisi Liga 3 Regional setelah tahun lalu gagal terlaksana. Dan tentu, Cerita Jersey akan membahas salah satu jersey klub tradisional dari Yogyakarta, yang daerahnya baru saja memiliki bandara internasional: Persikup Kulonprogo.
Persikup Kulonprogo merupakan kesebelasan yang di musim 2019 ini bermain di Liga 3 Regional DIY. Karena dokumentasi yang sulit didapatkan, sejauh ini informasi yang didapat tahun pendirian Persikup sama dengan PSS Sleman: tahun 1976. Dalam posisi akhir klasemen Grup B Liga 3 DIY lalu, Persikup menempati posisi 3 setelah mengemas 1 kali kemenangan, 2 kali seri, dan sisanya kalah. Selain kompetisi level senior, Persikup juga mengirimkan tim U-17nya untuk mengikuti Soeratin Cup U-17. Photo by: @persikup_kp
Jersey home Persikup Kulonprogo di musim 2019 berwarna dasar putih dengan motif batik Geblek Renteng di lengan kiri dan kanannya. Reds, apparel asal Bantul, menjadi partner Persikup untuk penyediaan jerseynya. Ada 3 varian jersey yang dirilis Reds waktu itu, putih untuk home, dongker untuk awaynya, dan ungu untuk kiper. Masing-masing memiliki filosofinya. Pemilihan warna dan motif ini sendiri juga berdasarkan saran dari manajemen serta sesepuh klub Persikup Kulonprogo. Selain oleh klub, jersey ini juga dipakai untuk tim Kulonprogo dalam kompetisi Porda DIY 2019.
Sepertinya sudah menjadi kebiasaan Reds, tiap jersey yang dijual selalu dibarengi dengan gantungan kunci logo apparel serta stiker khas klub: satu berlogo klub, satu bertuliskan #TanpaWinates. Kampanye #TanpaWinates ini sudah dimulai sejak pengumuman awal kerjasama klub & Reds melalui postingan apparel pada 30 Mei 2019. #TanpaWinates sendiri memiliki arti tanpa batasan. Jika ditilik dari postingan Reds, seperti ini bermakna bahwa kota manapun, tanah kelahiran siapapun, berhak menikmati dan merayakan sepakbola. Kulonprogo dengan Persikup-nya merupakan salah satunya. Klub yang tidak instan dan tidak melakukan jual-beli lisensi atau "ijazah" untuk dapat bermain di Liga. Btw jersey ini dapat dibeli langsung di @redswearmech ya. Awal pre order lalu dilepas dengan harga 195ribu rupiah. Worth to buy!
Reds dengan konsisten mengangkat tema #trusdisional dalam setiap jersey yang mereka produksi untuk klub-klub di Indonesia ini. Tahun lalu kita mengenal Persiba Bantul, PPSM Magelang, dan Persig Gunung Kidul. Tahun ini, mereka mensupport PSM Madiun untuk pre-seasonnya, Persikaba Blora, dan Persikup Kulon Progo. Bordiran logo mereka nampak wah berada di bagian kanan jersey ini.
Satu hal yang membuat Cerita Jersey tertarik memiliki jersey ini adalah kerahnya. Kerah dengan kancing untuk jersey bola selalu unik dan memiliki nilai lebih. Neck tape kuning berlogo Reds tampak menghiasi bagian dalam kerah, terletak di atas size label. Identitas #TanpaWinates kembali disebutkan di dalam label ini. Cara pasang kancingnya pun unik, dua lubang berupa tali disematkan di jersey ini untuk memasukkan kancingnya.
Logo klub Persikup berupa woven terpasang dengan apik di jersey home ini. Tidak ada kemiripan logo klub dengan pemda setempat, kecuali mungkin unsur padi di dalamnya. Tulisan Persikup ditulis jelas di bawah logo bola sepak.
Di bagian tengah jersey terdapat sublimasi logo Bela Beli Kulonprogo. Dikutip dari detik.com, program ini diluncurkan Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo bersama Wakil
Bupati, Sutedjo, pada tanggal 25 Maret 2013. Program
ini merupakan gerakan untuk membeli dengan cara membeli produk-produk
lokal yang dipunyai di wilayah barat Provinsi DIY ini. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan kemandirian bangsa, khususnya masyarakat Kulonprogo, secara ekonomi.
Hal unik lain di jersey ini adalah sponsor yang terpasang di bagian depannya. Seluruh logo sponsor yang terpasang di jersey ini memang merupakan sublimasi, tapi kita bisa memilih opsi lain di bagian depan jersey: logo city branding Kulonprogo. Yesss.. Kulonprogo memiliki tagline "the Jewel of Java" karena wilayahnya yang didominasi perbukitan Menoreh, sehingga diasosiasikan sebagai zamrud di Pulau Jawa. Julukan klub "Pendekar Bukit Menore" juga berasal dari sini. Jika kita memilih opsi sponsor, maka logo-logo partner Persikup yang mayoritas adalah brand lokal akan tercetak di jersey, salah satunya adalah sponsor utama mereka ini: Snap Art Photography. Snap Art merupakan brand yang digawangi anak anak muda Kulon Progo untuk traditional wedding photography & videography. Dengan kontrak semusim bersama Persikup, rasanya unik juga ada jasa fotografi yang ikut mendukung perkembangan sepak bola nasional seperti mereka. Salut dan tentu hal ini harus diapresiasi.
Nah, selain kerah, bagian favorit lain tentu di bahu hingga lengan jersey yang berpola raglan ini. Motif Batik Geblek Renteng disematkan di lengan, menambah kesan tradisional dan keunikan jersey Persikup Kulonprogo. Dikutip dari infobatik.id, Batik Geblek Renteng merupakan motif batik yang menyerupai bentuk
makanan khas Kulon Progo. Bentuknya berupa pola angka delapan. Geblek
makanan olahan dari singkong dan merupakan satu makanan khas yang
menjadi identitas Kulon Progo, sementara renteng berarti rentengan atau
ikatan satu sama lain saat digoreng. Motif ini terhitung baru saja diciptakan, karena merupakan hasil lomba desain batik Kulonprogo pada tahun 2012 lalu. Kala
itu, lomba dimenangkan Ales Candra Wibawa, siswa SMA Negeri 1 Wates,
Kulonprogo, DI Yogyakarta. Ales Candra-lah yang menciptakan motif Batik Geblek Renteng.
Di bagian belakang, terdapat sublimasi tulisan semboyan dalam bahasa Jawa: "taruna jaya ruming praga". Artinya adalah, menghimpun kejayaan dari kegiatan raga. Sepertinya ini harapan untuk Persikup Kulonprogo untuk meraih kejayaan dan kemenangan dari sepakbola yang saat ini digeluti.
Di bagian samping, terdapat kain mesh untuk "ventilasi" jersey. Bahan ini umum digunakan untuk variasi kain dan manfaatnya yang memberikan efek "breathable" pada pakaian olahraga.
Sementara untuk bagian utamanya sendiri, jersey ini menggunakan drifit rhombus atau rhabit.
Tab authentic jersey dari Reds memiliki tampilan baru seperti foto di atas. Tema "trustdisional" masih diusung apparel dan tanda originalnya jersey tertuang dalam tulisan "Kriya Autentik". Kriya ini memiliki arti karya atau kerajinan tangan.
Dan penutup yang pas untuk jersey ini adalah tag dari apparel bertuliskan: nuwun, atau terima kasih dalam bahasa Indonesia.
Karya-karya Reds selalu menjadi favorit dengan unsur-unsur tradisional yang selalu diusungnya. Attention to detailsnya oke dan desainnya sering out of the box. Tidak heran beberapa kali jersey mereka sampai dijual di CFS. Untuk Persikup Kulonprogo sendiri, kerja sama ini juga merupakan sebuah gebrakan. Era baru untuk kemandirian klub dengan mulai masuk ke sektor merchandising dan harapannya, hal ini dibarengi dengan prestasi klub. Semoga artikel ini dapat membantu menambah referensi rekan-rekan dalam hunting
jersey Persikup Kulonprogo ya. Jangan lupa untuk selalu beli jersey original
dari klub favoritmu.
Home »
2019
,
Liga 3
,
Persikup Kulonprogo
,
Reds
» Pendekar Bukit Menoreh - Persikup Kulonprogo 2019 Home Jersey
Good riview bang, aku suka banget sama artikel ini, kalau bisa yg away nya dong bang😅
ReplyDeleteWahh makasi apresiasinya. Yg away belum punya nih. Tapi oke juga sih desainnya. Ngebawa unsur sinergi tradisi & industri 👌👌👌
Delete