#JerseyJawara Rise to Glory - Review PSIM Jogja 2024/2025 Home Shirt


Musim 2024/2025 menjadi momen kebangkitan bagi PSIM Jogja. Setelah menanti belasan tahun, di akhir musim PSIM akhirnya kembali promosi ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Kerjasama dengan apparel baru, Apex, membuahkan jersey apik yang kelak membawa nilai historis untuk Laskar Mataram.



Filosofi Desain: Semangat Abadi Yogyakarta
Musim ini, mengusung tema Rise To Glory, PSIM merilis serangkaian set jersey yang menampilkan berbagai unsur ikonik dari Yogyakarta, mulai dari Gunung Merapi, Tugu Pal Putih, Kraton Yogyakarta, hingga Laut Selatan. Keempat tempat ini dihubungkan melalui Sumbu Imajiner dan Sumbu Filosofis, mencerminkan perpaduan antara seni tradisional dan modern yang telah menjadi karakter khas kota Gudeg.

Desain jersey home PSIM 2024/2025 secara visual mengangkat elemen tersebut lewat motif batik kawung yang tertata halus di seluruh bagian depan. Batik kawung sendiri memiliki makna kejawen seperti keteguhan, pengendalian diri, serta kesederhanaan—semangat yang terus dijaga oleh tim dan suporter setia Laskar Mataram.


Warna dasar biru tua tetap dipertahankan sebagai simbol identitas utama, diperkuat dengan aksen putih pada bagian kerah, sisi samping, dan ujung lengan yang memberi kesan modern dan bersih. Tidak ada penggunaan warna emas, membuat desain tampil lebih tegas, sederhana, namun tetap elegan.

Berganti Apparel, Mengusung Energi Baru
Musim ini menjadi debut PSIM bekerja sama dengan Apex, apparel lokal yang masih berada dalam grup yang sama dengan Seven Stars—partner PSIM sejak 2021. Menariknya, PSIM adalah project pertama Apex di ranah sepak bola Indonesia, menjadikan jersey ini bukan sekadar seragam pertandingan, tapi juga simbol awal langkah besar kedua belah pihak.



Dengan teknologi AgiPertech yang dikembangkan oleh Apex, jersey ini dirancang untuk mempercepat penyerapan keringat dan menjaga kenyamanan pemain di segala kondisi cuaca.

Tiga sponsor utama yakni Bukalapak, Rexona, dan Taro menghiasi bagian depan jersey. Penempatan logo dilakukan secara simetris dan tidak mengganggu keindahan motif batik. Di bagian dada kanan, terdapat logo Apex dan RUSSCO sebagai mitra resmi klub, sedangkan sisi lengan menampilkan logo bmoney.

Jersey tersedia dalam dua versi: Player Issue dengan material dryfit elastis dan cutting fit body, serta Supporter Version yang tetap nyaman digunakan harian namun dengan harga lebih terjangkau. Di bagian bawah terdapat label tag “Official Merchandise PSIM Yogyakarta” yang memperkuat sisi eksklusif produk ini. Jersey ini menurut ceritajersey layak mendapat nilai 5 dari 5. Banyak improvement yang dilakukan dari jersey musim lalu, ditambah lagi kostum biru ini menjadi jersey jawara untuk PSIM dan mengantar mereka ke Liga 1 2025/2026





Jersey yang Mengantar ke Liga 1
PSIM Yogyakarta menutup musim 2024/2025 dengan torehan yang begitu istimewa: juara Liga 2 sekaligus promosi ke Liga 1 setelah penantian panjang selama 17 tahun. Perjalanan mereka diwarnai konsistensi permainan sepanjang kompetisi, dengan mencatatkan 11 kemenangan, 4 imbang, dan hanya 3 kekalahan dari total 18 pertandingan. PSIM mencetak 25 gol dan hanya kebobolan 12 kali, yang mana menjadi catatan pertahanan terbaik di antara kontestan empat besar. Semua itu berpuncak pada laga final penuh drama melawan Bhayangkara FC di Stadion Manahan, Solo. Skor imbang 1-1 di waktu normal memaksa pertandingan berlanjut ke babak tambahan, di mana Daniel Roken muncul sebagai pahlawan lewat gol penentu di menit ke-96.

Kemenangan tersebut menjadi penutup musim yang manis untuk PSIM dan dirayakan oleh ribuan pendukung yang memadati stadion. Lebih dari sekadar hasil, momen ini menjadi simbol kebangkitan Laskar Mataram, klub yang selama bertahun-tahun tertahan di kasta kedua, kini siap melangkah ke pentas tertinggi sepak bola nasional. Dan di setiap langkah penting musim itu, jersey biru kebanggaan PSIM selalu menemani, menjadi simbol perjuangan dan semangat Rise to Glory yang mereka bawa sepanjang musim.
Share:

#JerseyJawara PNM Liga 3 2024/2025 - Review Sumut United Home Shirt


Musim 2024/2025 menjadi momen penting bagi sepak bola Sumatera Utara. Salah satu klub kebanggaan daerah itu, yang sebelumnya dikenal sebagai Sada Sumut FC, resmi mengubah namanya menjadi Sumut United FC. Pergantian nama ini tak hanya menjadi langkah administratif, tapi juga mencerminkan penegasan visi, misi, dan semangat baru. Dan yang paling menarik dari kacamata kami di Ceritajersey? Tentunya, kehadiran jersey merah polos nan klasik yang menemani langkah mereka menuju takhta juara Liga 3 Nasional.

Pergantian nama dari Sada Sumut FC ke Sumut United FC diumumkan secara resmi menjelang bergulirnya Liga Nusantara 2024/2025. Nama “Sada” yang berarti “satu” dalam konteks lokal, digantikan dengan “United” yang secara universal juga berarti kesatuan—tetapi dalam semangat yang lebih inklusif dan modern. Menurut manajer klub saat itu, Indra Feriadi, tak ada perubahan struktur, hanya penegasan jati diri. Klub berharap Sumut United menjadi tempat berkumpulnya pemain-pemain terbaik dari seluruh Sumatera Utara.

Nama baru ini juga disahkan dalam Kongres Biasa PSSI 2024, dan menjadi representasi harapan baru bagi pesepakbola berbakat dari seluruh penjuru daerah.



Salah satu elemen yang langsung menyita perhatian Ceritajersey adalah jersey kandang yang digunakan Sumut United musim ini. Dengan desain full merah dipadukan aksen putih pada kerah dan lengan, jersey ini tampil berani namun bersahaja. Diproduksi oleh apparel Bocorocco, desainnya polos tanpa ornamen rumit—menyiratkan kesederhanaan, tetapi juga tekad dan kekompakan.



Warna merah ini seperti simbol keberanian dan ambisi baru klub yang sedang menjalani babak baru, sementara elemen putih memberikan nuansa bersih dan sportif. Meskipun polos alias tanpa sponsor di panel depan, cukup banyak logo-logo perusahaan BUMN yang menghiasi jersey Sumut United ini di bagian lengan bahkan belakang jersey. Overall, Ceritajersey memberikan nilai 4 dari 5 untuk jersey home Laskar Simbisa ini.

Bocorocco sendiri telah dua musim menjadi apparel dari Sumut United, setelah pada musim 2023 lalu mensupport klub saat masih berlaga di Liga 2. Bocorocco Active merupakan brand sepatu multifunctional  yang juga menjadi mitra footwear resmi dari PSSI & timnas Indonesia. Fitur unggulan dari brand ini adalah teknologi pillow conceptnya yang diklaim dapat meredam tekanan kaki saat aktivitas berat.

Jersey ini menjadi saksi sejarah perjalanan Sumut United menuju partai final Liga 3 2024/2025. Klub memilih menggunakan jersey awaynya ketika Sumut United FC menumbangkan Tornado FC Pekanbaru dengan skor 4–1 di final Liga 3, Kamis malam (27 Februari 2025). Tampil penuh percaya diri di Stadion Indomilk Arena, mereka sempat tertinggal lebih dulu, namun membalikkan keadaan lewat dua gol Jalesh Putra Gagarin, satu gol Wiraja Aria, dan penyempurna dari Nico Fernando Sitepu.

Kemenangan ini bukan hanya mengantar mereka meraih gelar, tetapi juga memperkuat identitas baru yang diusung—bahwa Sumut United FC adalah lambang persatuan dan kebangkitan sepak bola Sumatera Utara. Keberhasilan Laskar Simbisa tersebut menjadi yang kedua kali untuk mereka, setelah tahun 2021/2022 juga meraih gelar Liga 3 saat masih bernama Karo United.


Melihat desain jersey home ini dari kacamata seorang pecinta jersey, kami menemukan semacam kesinambungan. Meski identitas visual berubah dari "Sada" ke "Sumut United", filosofi "kesatuan" tetap dijaga. Jersey merah polos ini seolah menjadi lembaran baru yang bersih—siap diisi dengan kisah-kisah kemenangan dan perjuangan ke depannya.

Dengan pencapaian besar musim ini, jersey home dan juga away Sumut United 2024/2025 pantas dikenang sebagai lambang transformasi dan momentum—bukan hanya untuk klub, tapi juga untuk seluruh ekosistem sepak bola di Sumatra Utara.

Epilog: Sumut United Tak Lagi Berbasis di Sumatera Utara

Tak lama setelah menjuarai Liga 3 2024/2025, Sumut United FC resmi diakuisisi dan berpindah markas ke Kota Depok. Pada Juni 2025, manajemen baru mengumumkan bahwa klub tersebut kini bertransformasi menjadi Persikad 1999 Depok dan akan berlaga di Liga 2 Indonesia musim 2025/2026 dengan Stadion Merpati sebagai kandangnya.

Akuisisi ini dilakukan sebagai upaya menghidupkan kembali nama Persikad, klub legendaris asal Depok yang sempat hilang dari peta sepak bola nasional. Dengan langkah ini, praktis wakil Sumatra Utara di Liga 2 musim depan hanya menyisakan PSMS Medan. Perubahan identitas ini sekaligus menandai berakhirnya 6 tahun kiprah Sumut United (sejak bernama Karo United) di blantika sepak bola nasional.
Share:

The Journey - Review Arema FC 2024/2025 Third Shirt

Di tengah perjalanan Arema FC mencari momentum kebangkitan, sebuah pesan kuat datang bukan hanya dari lapangan hijau, tapi juga dari kain yang membalut para pemainnya. Melalui jersey ketiga musim 2024/2025, klub Singo Edan kembali mengangkat spirit masa lalu dan membungkusnya dengan sentuhan masa depan. Ini bukan sekadar kostum alternatif — ini adalah simbol perlawanan, memori kejayaan, dan harapan baru.


Jersey ini hadir dalam dominasi warna hitam dengan aksen merah menyala di bagian kerah, lengan, dan sisi pinggang. Kombinasi ini bukan pilihan acak. Warna tersebut terinspirasi dari jersey legendaris Arema FC di tahun 2006 — tahun ketika mereka merengkuh gelar juara Copa Dji Sam Soe dengan seragam serupa. Tak heran jika tajuk kampanye "Back to Victory" digunakan untuk menggugah kembali semangat kemenangan yang sempat membara hampir dua dekade lalu.


Salah satu hal paling mencolok dari jersey ini adalah hadirnya dua versi logo klub. Pertama, versi klasik dengan singa mengepal — lambang kebanggaan dan keberanian Arek Malang. Kedua, logo bertuliskan AFC berwarna merah dengan sentuhan hologram, memberikan nuansa futuristik yang belum pernah terlihat sebelumnya di kostum Arema.

Menurut Manajer Bisnis Arema FC, ide menghadirkan logo hologram ini bukan tanpa alasan. Selain menegaskan identitas klub, desain ini bertujuan untuk menarik perhatian generasi baru Aremania dan menciptakan simbol kebanggaan baru di dalam maupun luar stadion.

Jersey ini merupakan hasil kerja sama dengan Etams Indonesia, apparel asal Kalimantan Timur yang kini menjadi mitra resmi Arema FC. Mereka memperkenalkan teknologi kain arrow knit — bahan yang lembut, tidak panas, dan elastis untuk mendukung pergerakan optimal para pemain. Selain nyaman digunakan di lapangan, material ini juga memiliki tampilan mewah yang cocok dikenakan oleh fans dalam berbagai suasana.

Pihak Etams menyebut jersey ini sebagai awal dari banyak inovasi yang akan datang. “Masih ada musim-musim berikutnya untuk terus berinovasi dan bersinergi,” ujar Sendy, CEO Etams Indonesia, dalam peluncuran resmi yang digelar 25 Oktober 2024 lalu — sehari sebelum laga melawan Persija.


Untuk Siapa Jersey Ini Dibuat?
Jawabannya sederhana: untuk Aremania. Seperti yang disampaikan oleh Tjiptadi Purnomo, Manajer Official Store Arema FC, jersey ketiga ini adalah bentuk dedikasi klub kepada suporter setia. Ini adalah ajakan untuk kembali percaya, kembali berjuang, dan tentu saja — kembali menang. Jersey ini masih tersedia di official store Arema FC dan sejumlah platform online. Bukan hanya sebagai koleksi, tapi sebagai bagian dari sejarah baru Singo Edan.

Musim 2024/2025 menempatkan Arema FC di posisi ke-10 klasemen akhir Liga 1 dengan torehan 47 poin dari 34 pertandingan. Dari segi statistik, Singo Edan membukukan: 13 kemenangan, 8 hasil imbang, serta 13 kekalahan.
Arema mampu mencetak 53 cetak gol, terbaik di antara peringkat 4 hingga 10 klasemen akhir, namun gawang mereka juga dibobol 51 kali.

Performa ini menunjukkan musim yang cukup stabil, meski belum cukup membawa Arema kembali ke papan atas kompetisi. Dengan jumlah gol yang cukup tinggi, Arema sebenarnya memiliki potensi serangan yang menjanjikan. Namun, sektor pertahanan yang kebobolan 51 kali menunjukkan masih ada celah yang perlu diperbaiki.

Elemen apik lain di jersey Arema 2024/2025 adalah font type untuk name & numberset, dimana musim ini mereka berkolaborasi dengan @bagerich.type. Ceritajersey sendiri memilih nameset Arkhan Fikri (nomor punggung 8) yang di akhir musim akhirnya terpilih sebagai pemain muda terbaik Liga 1.

Ceritajersey mencatat, ini adalah salah satu jersey third terbaik yang dirilis Arema dalam beberapa tahun terakhir — bukan hanya karena tampilannya yang berani, tapi karena kisah dan pesan yang dibawanya begitu dalam. Nilai 5 dari 5 untuk jersey ini, sebuah perpaduan antara warisan, inovasi, dan semangat untuk kembali berjaya.
Share:

Badai dari Timur - Review PSBS Biak 2024/2025 Home Shirt

Langit biru tak hanya membentang di atas perairan Pasifik. Musim ini, warna itu juga hadir di dada para pemain PSBS Biak — sebuah simbol, sebuah pernyataan, sebuah identitas baru yang tampil dalam balutan jersey kandang karya Kasumasa.

Masuk ke Liga 1 sebagai juara Liga 2, PSBS Biak tidak datang dengan langkah malu-malu. Mereka membawa gagasan besar: bahwa sebuah klub dari Timur Indonesia bisa tampil profesional, bernyawa, dan punya cerita visual yang kuat. Jersey utama mereka untuk musim 2024/2025 adalah bukti paling nyata dari visi itu.


Diluncurkan di Jayapura
Pada 27 Juli 2024, PSBS memperkenalkan logo dan jersey barunya dalam sebuah acara di Swiss-Belhotel Jayapura. Di hadapan para pemain, pelatih, manajemen, sponsor, dan masyarakat Papua, warna biru langit itu diperkenalkan bukan hanya sebagai seragam — tapi sebagai simbol.


Launching yang digelar bersamaan dengan perkenalan 29 pemain dan pemaparan rencana besar klub untuk Liga 1 itu sekaligus menandai Jayapura sebagai homebase PSBS untuk sementara, sambil menunggu kesiapan stadion di Biak. Ada euforia yang nyata, rasa percaya diri yang tumbuh, dan tekad untuk tidak sekadar menjadi tim pelengkap di kasta tertinggi.


Warna Laut, Simbol Badai
Warna biru langit mendominasi keseluruhan jersey. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Bagi masyarakat pesisir Papua, laut bukan sekadar bentang geografis — ia adalah rumah, jalan hidup, dan ruang juang. Motif khas “Karirin” yang mengalir di bagian depan jersey menjadi penanda kuat akan warisan budaya lokal: ukiran perahu tradisional yang menyimpan filosofi Mabri — perompak pemberani dari Biak yang identik dengan keberanian dan kebebasan.

Kasumasa, sebagai apparel lokal dari Biak, menyerap semua elemen itu dengan halus. Tidak berlebihan, tidak dibuat-buat. Motif hadir sebagai narasi kultural, bukan tempelan dekoratif. Logo baru PSBS pun seolah menjawab panggilan zaman: burung Cenderawasih dan pusaran laut “Badai Pasifik” bersatu menjadi lambang kebangkitan dari Timur.


Tiga Wajah dalam Satu Identitas
Kasumasa menawarkan tiga varian jersey untuk publik musim ini:
Player Issue – dengan logo rubber, sponsor polyflex, dan kualitas bahan dryfit premium. Dikirim lengkap dalam box khusus, opsi ini cocok untuk mereka yang ingin versi sedekat mungkin dengan yang dikenakan pemain. Jersey dengan spek tertinggi ini dibandrol dengan harga 540ribu rupiah;
Replica – tampil dengan logo tatami dan sponsor DTF, versi ini mempertahankan siluet dan motif utama, dengan harga yang lebih terjangkau, dibandrol seharga 375ribu;
Supporter Version – menggunakan logo bordir dan sponsor print, menjadi pilihan bagi mereka yang ingin tampil merakyat tanpa kehilangan identitas, dibandrol seharga 275ribu


Meski awalnya hanya tersedia offline pada saat peluncuran, saat ini ketiga versinya telah tersedia secara eksklusif di Shopee PSBS Biak Official Store. Jersey yang dikemas apik ini ceritajersey beri nilai 4 dari 5.


Bertarung, Berproses
Di Liga 1 2024/2025, PSBS Biak tampil menjanjikan. Dikutip dari seputarpapua, PSBS Biak menutup musim di peringkat ke-9 dengan 48 poin (14 menang, 9 imbang, 11 kalah), mereka menjelma jadi tim promosi dengan performa terbaik. Statistik mereka juga impresif: 44 gol, 8161 operan, dan 761 intercept, dengan kontribusi besar dari pemain seperti Beto Goncalves, Todd Ferre, hingga Ariel Nahuelpan.


Namun tak semua berjalan mulus. Di balik layar, terjadi ketegangan antara Presiden Klub Yan Mandenas dan Presiden Direktur Eveline Injaya yang berujung mundurnya pihak sponsor utama. Seperti badai yang tak selalu terlihat dari permukaan, drama internal itu sempat menggoyang stabilitas klub di akhir musim.



Sebuah Awal, Bukan Akhir
Meski badai datang, PSBS Biak tetap berdiri. Klub ini bukan hanya sedang membangun skuad — mereka sedang membangun identitas. Jersey biru langit karya Kasumasa menjadi saksi dari sebuah musim penuh pelajaran, emosi, dan langkah pertama yang tak bisa dihapus sejarah.

Dari Biak, dari Timur, mereka datang bukan hanya untuk bermain bola. Mereka datang untuk bercerita.
Share:

Melihat Kota Sebagai Cerita - Tribun Kultur FC 2025 Home Shirt


Dari gang sempit hingga stadion megah, dari dinding poster musik bawah tanah hingga pekikan “Sepak Bola!” di lapangan —semuanya menjadi narasi besar dalam satu kain dari Tribun Kultur FC di jersey teranyarnya.

Jersey ini bukan sekadar seragam, ini adalah manifesto budaya. Dibalut warna merah-hitam yang ikonik dengan garis-garis vertikal yang tegas, desainnya memadukan semangat punk, kerakyatan, dan keresahan urban yang tak pernah diam. Di dada tertulis “Kultur!” dengan penuh nyaring, bak teriakan dari tribun suporter yang tak ingin didikte komersialisasi.



Dari Fanboy ke Gerakan Kolektif
Tribun Kultur FC bukan klub biasa. Mereka lahir dari ruang-ruang digital, dari akun fanboy yang bosan jadi penonton dan ingin jadi pelaku. Terinspirasi dari klub-klub komunitas seperti Clapton CFC dan FC United of Manchester, mereka berdiri bukan karena sponsor besar, tapi karena tekad fans yang ingin sepak bola kembali ke akar.

Didirikan secara resmi pada 10 Februari 2023 lalu, Tribun Kultur kini telah menjadi rumah bagi banyak anggotanya yang aktif. Mereka rutin berkumpul, bermain, berdiskusi, dan menciptakan ruang alternatif yang inklusif dan progresif di tengah atmosfer sepak bola yang kian kaku.


Jersey yang Menyuarakan Realitas Kota
Kolaborasi dengan Svein Sportswear, produsen jersey asal Yogyakarta, melahirkan seragam yang tak hanya nyaman dipakai, tapi juga kaya makna. Ini bukan kali pertama Svein mencetak identitas—mereka juga berpengalaman menciptakan jersey untuk klub Liga 4, Persikama Magelang.

Kini bersama Tribun Kultur, mereka menenun ulang cerita kota Jakarta dari sisi yang tak terlihat kamera: lorong sempit, tembok berposter, jalanan gaduh, dan harapan kecil di antara suara sirine.


Svein Sportswear sebagai partner produksi membawa gagasan visual yang kuat ke dalam jersey ini. Dengan bahan Sveintific fabric yang nyaman, potongan regular fit, dan sentuhan visual seperti: kerah rajut (knitted collar), logo crest woven dengan bordir, serta grafis sublimasi berkualitas tinggi. Jersey ini diciptakan untuk dipakai bukan hanya di lapangan, tapi juga di atas panggung musik, di lorong trotoar, hingga tengah aksi solidaritas jalanan.


Dengan banderol Rp270.000 (masa pre order lalu) kita sudah bisa mendapatkan jersey yang bisa diajak berdansa di lapangan, bersorak di tribun atau pentas musik, dan berjalan menyusuri kehidupan di jalan sempit. Apapun itu, semuanya boleh, kecuali bersikap seksis, rasis, apalagi fasis.

Setiap pembelian jersey juga dibekali dengan stickerpack edisi spesial, lanyard TKFC, dan Tribun Kultur Zine yang berisi cerita dan wawancara eksklusif dari balik layar klub ini

Jersey apik dari Tribun Kultur ini kembali didesain oleh Lody Sunandar, penggiat aktif di klub sekaligus desainer lepas. Buah karya Lody salah satunya bisa kita nikmati di Liga Persebaya musim 2024 lalu, ketika dia mendesain jersey home & away dari Bintang Angkasa. Dikutip dari profilenya, mendesain jersey menjadi sarananya melepas penat dari peliknya rutinitas harian.

Ketika Jersey Jadi Jembatan
Jersey Tribun Kultur FC tahun 2025 ini bukan hanya seragam olahraga. Jersey ini adalah jembatan dari keresahan ke harapan, dari perlawanan ke pelukan solidaritas. Ketika kita mengenakannya, kita tak hanya mewakili klub alternatif—kita sedang melihat kota sebagai cerita, dan menjadikan diri kita bagian dari narasi itu.

La kultura! Sepak bola milik semua.

Btw, jersey ini masih bisa kalian dapatkan via ready stok apparel dengan klik tautan berikut.
Share:
@ceritajersey 2020. Powered by Blogger.

Search The Jersey

Jersey Archive

Labels